Powered By Blogger

Rabu, 02 Februari 2011

crop circle






Jakarta - Fenomena crop circle di Sleman, Bantul dan Magelang menjadi perhatian Menteri Pertanian Suswono. Suswono mengecam bila pelakunya adalah manusia.

"Saya mengecam betul kalau memang itu dilakukan manusia," ujar Suswono usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Rabies di Kantor Kemeko Kesra, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (1/2/2011).

Suswono sangat menyayangkan crop circle itu terjadi di lahan sawah milik warga yang seharusnya sudah bisa dipanen. Baginya, itu tindakan biadab.
"Itu kan jelas padi yang sudah mau panen, tapi dirusak begitu saja. Saya kira itu tindakan biadab karena merusak tanaman pangan," kata politisi PKS ini.

Suswono berharap polisi segera mengungkap siapa di balik tindakan iseng itu. Menurutnya, apa pun alasan pembuatan crop circle itu tetap saja telah membuat resah warga.

"Saya harap polisi segera menangkapnya, apa pun alasannya sekalipun itu untuk seni. Itu kan merusak tanaman, bukan seni. Apalagi tanpa sepengetahuan petani yang memiliki lahan," tegasnya.

Suswono memang tidak menerima langsung keluhan dari para petani terkait kejadian itu. Tapi dia cukup mengerti keresahan para petani.


Danang Prabowo - Okezone

Warga Sleman tengah melihat lokasi yang diduga pendaratan pesawat UFO (Foto: Danang/okezone)
YOGYAKARTA - Fakultas Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam (MIPA) UGM akan memberikan penghargaan kepada para pembuat lingkaran berpola atau crop circle di Bantul dan Sleman, Yogyakarta.

“Saya pikir kalau benar itu yang membuat mahasiswa kami, fakultas akan memberi beasiswa terhadap mahasiswa tersebut,” kata Dekan Fakultas MIPA UGM Yogyakarta, Chairil Anwar, saat dihubungi okezone, Jumat (28/1/2011).

Secara pribadi, lanjut Chairil, dirinya bangga kalau benar bahwa pembuat crop circle itu mahasiswanya. “Saya bangga jika benar,” tuturnya.

Disinggung dari sisi hukum, Chairil menegaskan akan menganti rugi kepada pemilik lahan yang dirugikan dengan keatifvtas mahasiswanya. “Jika benar mahasiswa MIPA, Fakultas yang akan mengganti rugi kepada pemilik sawah,” terangnya.

Namun sampai saat ini, tambah Chairil, fakultas masih belum menemukan siapa pembuat lingkaran berpola tersebut. “Kami masih melakukan pencarian. Sudah ada 30 mahasiswa yang kita tanyakan, tapi tidak ada yang mengakuinya,” jelasnya.

Dia menjelaskan, mahasiswa angkatan 2008 MIPA berjumlah 60 orang. Sebagian besar dari mereka sudah dimintai keterangan. Namun, tetap tidak ada satupun yang mengakuinya.

“Ada semacam jaringan antarsesama mahasiswa. Kami dari Fakultas juga sudah telusuri hingga mencari situs mahasiswa yang mengaku dari MIPA itu, tapi tetap saja belum menemukannya,” terangnya.

Sebelumnya, dalam sebuah situs dijelaskan siapa pembuat lingkaran berpola tersebut. Di halaman tersebut dipaparkan alasan kenapa mahasiswa yang diduga berasal dari MIPA UGM itu melakukan aksinya.(kem)

Headline
foto: istimewa
Oleh: Billy A. Banggawan
Teknologi - Selasa, 1 Februari 2011 | 13:42 WIB
TERKAIT
INILAH.COM, Jakarta – Setelah kemunculan Crop Circle (CC) pertama di Sleman, CC lain mulai bermunculan. LAPAN ‘malas’ meneliti karena hal ini termasuk sains semu.
Menurut Peneliti Senior Astronomi dan Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Prof. Dr. Thomas Djamaludidin, semua hal terkait UFO, alien dan CC termasuk dalam pseudosains atau sains semu.
Tak hanya LAPAN, lembaga antariksa Amerika Serikat (AS) NASA pun memasukkan hal-hal tersebut ke dalam sains semu. “Hal-hal tersebut di luar ranah riset ilmiah,” tandas pria yang akrab disapa Thomas itu saat diwawancara INILAH.COM via telepon.
Thomas juga menekankan bahwa lembaga-lembaga serupa NASA atau LAPAN di luar negeri lainnya juga tak memiliki lembaga riset resmi yang meneliti hal-hal tersebut.
“LAPAN hanya meneliti dan menerangkan suatu fenomena ke masyarakat,” tegasnya,
LAPAN hanya menjelaskan dan membuktikan bahwa fenomena seperti CC bisa dijelaskan dan merupakan buatan manusia. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa bahkan di Inggris pun CC dijadikan sebagai media untuk mengiklan.
Pada akhirnya, Thomas mengembalikan kepada pribadi masing-masing apakah mau mempercayainya atau tidak. [vin]
1. Perbuatan Manusia
Meskipun banyak yang beranggapan bahwa Crop Circle tak lebih dari ulah iseng, sulit dipercaya bila dikatakan CC adalah buatan manusia. Namun, ilmuwan Inggris Anderro yang telah menyelidiki dan meneliti fenomena itu selama 17 tahun, menegaskan bahwa 80% CC merupakan buatan manusia.
Bahkan seorang warga Inggris pernah mengakui hal tersebut pada media massa. Menurutnya, ia dan beberapa temannya adalah pembuat CC di London, Inggris. Mereka mempersiapkan gambar desain terlebih dulu dan ketika ladang gandum hampir matang, sebuah paku panjang ditancapkan di ladang yang berfungsi sebagai titik pusat.
Selanjutnya, mereka melingkari permukaan tanah dengan tali, kemudian muncullah sebuah CC. Permasalahannya, apakah mungkin mereka membuat lingkaran itu dalam satu malam, tanpa alat bantu memadai? Lalu apa tujuannya?
2. Medan Magnet
Ada sebagian pendapat bahwa CC bukanlah karena manusia. Hal dikarenakan struktur gambar yang rumit, ukuran besar, rancangan indah, dan sama sekali bukan buatan manusia yang dapat dikerjakan dalam semalam. Meski Anderro berkeras, mengatakan 80% CC buatan manusia, namun ia juga yakin 20% sisanya pembentukan alami karena efek medan magnet bumi.
Dalam medan magnet terdapat suatu daya gerak gaib yang dapat menghasilkan suatu arus listrik sehingga tanaman ‘berbaring datar’ di atas permukaan tanah. Ahli terkait asal Amerika Serikat Jeffery Walson telah meneliti 130 lebih CC, dan pada 90% CC terdapat transformator yang berhubungan dengan kabel tegangan tinggi.
Di bawah panjang garis keliling sepanjang 270 meter itu terdapat sebuah kolam, karena kolam diairi maka ion tanah dapat menghasilkan elektrik negatif, sedangkan transformator terhubung kabel tegangan tinggi menghasilkan elekrik positif. Setelah elektrik negatif dan positif bersentuhan maka energi magnet listrik dihasilkan dan merobohkan gandum dan membentuk CC. Namun, hal ini belum menjawab bagaimana terbentuknya pola aneh? Apa energi dapat berbentuk bunga atau kelajengking?
3. Angin Tornado
Menurut fisikawan University of Michigan Dr Delon Smith, perubahan musim panas yang tak menentu dan angin tornado merupakan penyebab utama CC. Melalui risetnya, ia menemukan sejumlah besar CC yang muncul di gunung atau daerah berjarak 60-70 km dari gunung merupakan tempat dimana angin tornado mudah terbentuk. Namun, apa tornado dapat membuat lingkaran dengan ketelitian tertentu itu?
4. Buatan Alien
Banyak yang meyakini sebagian besar CC terbentuk dalam waktu semalam merupakan hasil karya alien. Sejak 1990, fotografer Alexander mengatakan melihat cahaya ganjil di ladang gandum, cahaya itu terbang kesana-kemari di antara kedua lingkaran aneh. Keberadaan alien di perut bebek liar di San Franscisco AS memperkuat dugaan itu.
5. Heterodoxy (Pandangan Sumbang)
Sejumlah orang yakin di balik CC terdapat berbagai macam kekuatan gaib, seperti segitiga bermuda. Menurut dugaan, ada anggapan CC merupakan ‘pemberitahuan bencana’ agar orang mau menyebar Heterodoxy yang meyimpang dari ajaran ortodoks.
Mengapa CC kerap muncul di ladang gandum? Dan kini, lingkaran itu pun muncul di ladang bunga matahari, Rusia. Mengapa bisa begitu? Kita hanya bisa menunggu ilmuwan mengungkapnya lebih lanjut. [ast]





Crop Circle di Sleman (bgs/detikcom)
;Jakarta - Fenomena crop circle belakangan ini bermunculan di beberapa daerah di Pulau Jawa. Crop circle ini konon jejak yang ditinggalkan oleh Unidentified Flying Object (UFO). Namun 4 orang dalam waktu 4 jam diyakini bisa membuat pola lingkaran misterius itu.

Demikian pendapat dari praktisi telematika Abimanyu Wachjoewidajat mengomentari crop circle pertama di Indonesia yang ditemukan di Dusun Berbah, Sleman, pekan lalu. Hal itu disampaikan pria yang akrab disapa Abah ini dalam penjelasan tertulis yang diterima detikcom, Senin (31/1/2011).

Abah menuturkan, teori yang menyatakan bahwa pola crop circle di Sleman, Yogyakarta, merupakan Muladhara Chakra memicu persilangan pendapat. Karena jika diperhatikan desain Muladhara Chakra yang sebenarnya, bentuknya menyerupai kembang dengan 4 sudut. Di setiap sudutnya terdapat tulisan Sansekerta yaitu Va, Scha, Sha dan Sa.

Nah, setelah Abah melakukan penguraian gambar secara telematika, yakni menggunakan image editor dan membuat beberapa sampling, dia menemukan pola crop circle di Sleman berunsur lingkaran semata. Sudut yang terbentuk pada pola tersebut merupakan bagian dari pertemuan lingkaran.

"Kenyataannya karena terkesan adanya 4 sudut sehingga banyak analis mengarah
ke bentuk Muladhara Chakra. Jadi menurut saya crop circle tersebut hanya menyerupai desain Muladhara Chakra tetapi bukan desain Muladhara Chakra yang sebenarnya," tutur Abah.

Abah menuturkan, saat lingkaran-lingkaran tersebut telah terurai, tahap selanjutnya adalah memikirkan bagaimana membentuk gambar tersebut secara mudah. Hal ini dikarenakan crop circle dilakukan di sawah ladang.

"Lalu saya melakukan penyusunan ulang lingkaran-lingkaran tersebut secara geometri cukup dengan menggunakan Power Point saja. Telematika itu tidak perlu berpikir terlalu sophisticated, seringkali tools sederhana bisa menyelesaikan hal yang keliatannya rumit. Dan berhasil, saya bisa membentuk gambar persis seperti yang ada pada pola crop circle di Sleman," jelas pria berkacamata ini.

Selanjutnya, tinggal mengukur total panjang semua lingkaran dan luas area yang padinya ditumbangkan. Dengan pengukuran itu pula, Abah meyakini bahwa pelaku menjalankan aksinya pada malam hari dan tanpa lampu.

"Pelaku bila berjumlah 4 orang membutuhkan waktu sekitar 4 jam untuk menyelesaikan bentuk tersebut, bahkan mungkin lebih cepat dari itu. Kita perlu yakini bahwa pelaku pasti telah melakukan latihan matang (seperti yang terlihat di Bantul) ataupun mereka lakukan secara offline (misal seperti hanya dengan bersimulasi di lapangan basket)," terang Abah.

Awalnya, pelaku berjalan tanpa merusak padi dengan cara berjalan di pematang sawah. "Karena seperti yang ada pada beberapa tayangan, kalau tidak salah dari LAPAN, terlihat jelas adanya pematang yang menghubungi beberapa titik awal," sambungnya.

Selebihnya, para pelaku bisa berjalan bebas menerobos tengah padi khusus pada area yang mereka tahu akan dirobohkan.

"Hikmah yang bisa kita peroleh dari keberhasilan pembuktian teori saya tersebut
adalah bahwa selalu ada jawaban atas semua yang terjadi di dunia ini, insya
Allah teori tersebut tidak salah," tutup Abah.

Crop circle terbaru terlihat di Magelang, Jawa Tengah. Di persawahan, ada padi yang rebah dan juga terbentuk 5 lubang. Paling besar adalah lubang di tengah yang besarnya 2,5 meter, sedang lubang lain yang mengapitnya berdiameter 1,5 meter.

Lokasi crop circle itu persis berada di belakang pesantren Hidayatul Muhtadiin, hanya berjarak 100 meter. Lokasi crop circle itu ditemukan sekitar pukul 07.00 WIB oleh Muhaimin seorang santri ponpes. Sebelumnya pada Sabtu (29/1) pukul 20.00 WIB, rekan Muhaimin, Irvan, mengaku melihat angin besar muncul di persawahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar